Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Testimoni pribadi

 Suatu hari saya dapat info tentang perekrutan penulis untuk buku antologi. Di flayer waktu itu untuk batch 23. Pendaftaran 19k. Karena transfernya via bri link ke BCA. Jadi biaya admin lebih besar dari biaya pendaftaran.  Tapi, bismillah saja. Pikir saya waktu itu yang penting bisa menyalurkan hobi, belajar nulis & mengasah kepercayaan diri. Dan saya yakin akan ada batch selanjutnya, tak apalah mulai dari batch 23 dulu.  Setelah lebih seminggu  pasca submit batch 23 ditutup. Saya memberanikan diri bertanya di grup tentang batch 24.  Salah seorang anggota leader Indscript langsung telepri saya, mengabarkan kalau batch 24 sudah berlangsung. Saya ditawari promo diskon untuk 24 batch yang akan berlangsung. Waktu saya kalkulasi ternyata setiap batch nya hanya senilai tujuh ribuan. Tapi saat itu, modal saya tidak punya.  Saya akhirnya menawarkan kesempatan berharga itu kepada orang-orang terdekat yang memungkinkan bisa mengambil peluang. Prinsip saya waktu itu, kalau saya belum mampu me

Kepada Sebuah Nama

 Ini memang terinspirasi dari tema antologi ku di batch 31. Tapi ini bukan naskah yang aku submit 🥰 15 Mei 2022 Pagi itu, dia baru saja membaca pesan via whatsapp tentang tema naskah antologi batch 32 besok. Lebih tepatnya kebijakan naskah yang awalnya tentang anak perempuan penulis, kini boleh tentang cinta pertama penulis sebagai anak perempuan terhadap ayahnya. Dia pun tiba-tiba merasa terusik. Ibu dari 5 anak itu memiliki empat puteri, hanya anak pertama saja yang lelaki. Tapi cerita ini, bukan tentang mereka. Tapi tentang dirinya sendiri. Tentang cinta pertama dan sebuah nama.  Kisah pun bermula.  Seperti biasa, begitu bel pulang berdering Rhoz kecil yang masih kelas dua SD itu akan segera pulang dengan penuh semangat. Terkadang berlari sekencang mungkin agar segera sampai di rumah yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari sekolah. Dia tidak boleh terlambat, agar tidak ketinggalan acara favoritnya.  Rumahnya yang sederhana itu memang selalu sepi jika dia pulang sekolah. Bapak dan e

Kisah Terindah

 Naskah antologi Indscript batch 31 Tema: Rindu Tak Bertepi Bagi saya rindu tak bertepi adalah tentang masa lalu. Di mana tak setitik pun harapan untuk bertemu. Semakin waktu berlalu semakin melebar jarak waktu memisahkan, semakin pula rindu meluas, mendalam dan mengajarkan banyak arti hidup,  Masa lalu saya memiliki banyak fase, yang jika dilukiskan di atas kanvas akan didominasi dengan warna yang sedap dipandang mata. Tapi kisah yang berteman akrab dengan rindu yang tak bertepi adalah saat menjadi santriwati di sebuah Ponpes yang namanya seperti salah satu nama Surga. Darussalam.  Apa mungkin karena di sana tak pernah ada masalah? Tidak! Justeru di sanalah ujian hidup saya yang sesungguhnya bermula. Bagaimana saya yang sejak kecil hingga remaja terbiasa dibanggakan oleh keluarga, diandalkan oleh guru, disukai teman-teman, disayangi adik kelas dan tidak suka cari musuh. Tiba-tiba menjadi bukan siapa-siapa sejak pertama kali menginjakkan kaki di Pondok. Seperti orang asing yang tersesa

Aku Yang Baru

 Naskah antologi Indscript batch 30 Tema: Hijrah Aku ingin menuliskan sedikit tentang masa remajaku. Tepatnya di masa sekolah MTs di sebuah perkampungan sederhana bernama Malangke. Sebuah kota kecamatan yang menjadi tempat rantau orang tuaku sejak aku kelas 5 SD. Di Malangke yang entah sejak kapan, murid yang baru sederajat SLTP di sana sudah dianggap sudah besar dan menjadi incaran pemuda kampung untuk dijadikan gebetan (pacaran).  Aku yang terlahir dari keluarga yang menganggap pacaran adalah aib menjadi risih sendiri dengan pemandangan yang bertentangan dengan apa yang aku yakini.  Apakah aku bisa bertahan dengan prinsipku yang melawan arus di lingkunganku? Alhamdulillah aku bisa. Bahkan di kelas 3 aku menjadi jomblowati tunggal di kelas. Hehe Adakah orang yang kubuat patah hati? Entahlah, yang pasti di suatu malam di bulan Ramadhan, seseorang menyampaikan perasaan temannya yang tidak kusambut sesuai harapannya. Malam itu juga rombongan pemuda itu lewat di depan rumahku sambil berny

Memang Butuh Perjuangan

 Naskah antologi Indscript batch 29 Tema: Closing Pertama (pengalaman merintis hingga berhasil closing pertama kali)  Berbicara tentang closing pertama sepertinya tidak akan sempurna jika tidak dimulai dari pengalaman pribadiku sebagai calon customer yang kelak bergabung dengan B Erl Family dan menjadi reseller.  Waktu itu, syarat join reseller adalah belanja 8 pcs produk sekaligus & langsung dapat harga reseller. Atau bisa dengan opsi ke dua yaitu beli delapan produknya secara bertahap dalam jangka tiga bulan dengan harga konsumen.  Kerena saat itu aku mulai terusik dengan warna bibirku yang pucat, kering dan sering terkelupas. Bahkan terkadang pecah & terasa perih. Dan aku mendapatkan solusinya di lip treatment by B Erl.  Mulailah aku berpikir untuk join reseller dengan order Lip Treatment-nya 8 pcs sekaligus. Tapi tertunda karena syarat join minimal dua macam produk.  Di B Erl aku jadi tau kosmetik itu terbagi menjadi dua jika dilihat dari fungsinya, yaitu: 1. Skincare. Prod

Meski Hanya di Persawahan

 Naskah antologi Indscript batch 28 Tema: Travelling Nggak Perlu Jauh Mendengar atau membaca kata traveling akan membuat kita berpikir tentang perjalanan jauh yang pastinya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Baik itu kendaraan yang nyaman, bekal yang banyak juga hal-hal yang menunjang penampilan karena biasanya traveling tidak jauh-jauh dari selfie dan eksistensi di sosial media. Meskipun tidak sedikit juga yang traveling karena memang tuntutan pekerjaan, bisnis atau sekedar liburan seru ke tempat yang jauh namun mempesona.  Tapi kita tidak harus mengikuti standar umum untuk bisa traveling menyenangkan tapi terjangkau ala diri kita. Sederhana tapi membuat bahagia diri dan keluarga, kenapa tidak?  Persawahan adalah pilihan paling favorit bagi saya dan keluarga. Khususnya ketika hamparan sawah mulai menghijau. Angin sepoi-sepoi selalu ramah menyapa, menyejukkan hari meski matahari menampakkan keperkasaannya. Kicauan burung-burung menjadi alunan syahdu yang begitu merdunya. Gunung yang

Berasa Jahat

 Naskah antologi Indscript batch 27 Tema: Stop Gosip (pengalaman merubah kebiasaan bergosip menjadi lebih produkti Meski hari ini gosip begitu diminati oleh banyak orang, tapi itu tidak serta-merta mengubah statusnya sebagai sesuatu yang tercela & dilarang. Dalam Islam gosip dikenal dengan sebutan gibah, yang berarti membicarakan orang lain dengan sesuatu yang ia benci & memang benar adanya. Ini mematahkan pembelaan diri orang yang gemar gibah dengan alasan "ini kenyataan kok". Nah, kalau yang dibicarakan tidak sesuai kenyataan, bukan gibah namanya tapi fitnah. Nah kan, emang gak ada manfaat membicarakan aib orang. Lebih baik introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Tapi namanya larangan, selalu menarik bagi hawa nafsu untuk dilanggar. Walaupun sudah tau bahwa menggibah sama saja mentransfer pahala kepada targetnya. Atau kalau kehabisan pahala tapi masih kecanduan gibah berarti sedang menerima tranferan dosa. Dosa sendiri sudah banyak masih ditambah

Yang Lebih Mendebarkan

 Antologi Indscript batch 26 Tema: Aku Tidak Takut Pengalaman horor yang benar-benar mendebarkan pernah terjadi ketika saya berstatus santri baru di sebuah Ponpes tercinta di masa lalu. Ketika itu, kami sedang sholat Isya berjamaah di Mushalla. Tiba-tiba salah seorang kakak kelas yang ikut berjamaah persis di samping saya jatuh saat rukuk di tengah sholat. Ternyata dia kerasukan jin. Karena pertama kali melihat kejadian seperti itu, jadi wajarlah kalau debaran jantung tidak karuan. Tapi, itu tidak berlangsung lama. Alhamdulillah saya tidak termasuk penakut, apalagi keluarga saya tidak memasukkan kebiasaan menakut-nakuti anak-anak dalam metode pendidikan mereka. Di pesantren, kejadian yang rada-rada horor menjadi hal biasa seiring berjalannya waktu. Ada keran yang terbuka & menutup sendiri, mangkok terbang, suara orang cuci piring di keheningan malam bahkan terkadang ada kesurupan berantai. Ujian seperti itu tidak serta merta menjadi alasan bagi kami para santri untuk berhenti me

Memilih untuk Ikhlas

🍂 tema: Ikhlas Juli 2003 menjadi titik awal kaki melangkah meninggalkan kampung halaman beserta orang-orang yang saya sayangi dan begitu menyayangi saya. Semua kisah yang terukir di sekolah bersama teman juga sahabat ikut tertinggal di sana.  Ya, Juli 2003 di sebuah kota kecil bernama Buriko, kisah baru bermula, penuh kejutan yang mengharu-biru. Pengalaman baru, wajah-wajah baru, interaksi sosial dan nilai-nilai spiritual yang begitu kental tapi ternyata membuat nyaman sampai relung hati. Sayapun jatuh cinta dengan kehidupan baru saya di sini, di Buriko.  Meskipun kenyataannya adalah kota rantau, tapi menghabiskan masa 5 tahun belajar, kemudian lanjut tugasan bahkan menikah dan memiliki 4 orang anak. Rasanya sudah cukup menjadi alasan mengapa kota kecil ini menjelma menjadi rasa kampung halaman.  Kehidupan penuh warna mengiasi hari-hari. Tak ada hari yang benar-benar free setiap minggunya. Nadi kehidupan tak pernah berhenti berdetak. Tak ada masalah yang bener-bener bermasalah. Semuan

Bukan Cinta Biasa

 Judul: Bukan Cinta Biasa Terlahir dari sebuah keluarga yang mengedepankan etika sopan santun dalam bersosialisasi, terutama dalam masalah berbicara, membuat saya terbiasa berpikir sebelum berbicara. Umpatan dan kata-kata kasar menjadi tabu di telinga saya. Dan ini berpengaruh besar dalam kehidupan saya dikemudian hari.  Kisah kanak-kanak hingga remaja adalah kisah indah saya yang sangat nyaman. Di mana saya merasa dihargai dan disayangi oleh semua orang di sekeliling saya. Baik itu orang tua, saudara, keluarga besar, teman sepermainan, teman sekolah dan bahkan guru-guru saya.  Alhamdulillah, masa-masa itu adalah masa-masa mengukir prestasi akademik yang membanggakan. Yang tidak saya mengerti, kenapa semua keistimewaan itu masih membuat saya minder dan tidak percaya diri.  Kemudian, warna baru benar-benar menghampiri kisah hidup saya begitu memasuki hidup berumahtangga. Yah, saya jatuh cinta kepada kekasih halal yang Allah takdirkan menjadi Imam saya.  Seiring waktu berjalan, dia yang